PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Kristen
(PAK) adalah usaha untuk mendewasakan setiap individu terutama mahasiswa, agar
menjadi manusia yang berdiri sendiri dalam mengatasi setiap persoalan hidup yang
berlandaskan Firman Allah. Tujuan pendidikan agama Kristen untuk membawa, membimbing,
mendidik seluruh mahasiswa dalam pengenalan akan Kristus, sehingga mereka dapat
terhisap dalam karya keselamatan yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus
yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Hal ini sesuai dengan pendapat Loyola, (dalam
Boelchle 1991: 472) yang mengatakan:
Untuk melibatkan para warga muda khususnya dalam
latihan-latihan rohani dan intelektual yang memupuk kehidupan batiniah dan
kognitif untuk membimbing mereka
mengambil bagian dalam kebaktian Gereja, sehingga rela mentaati setiap
perintahNya dengan dampaknya yang luas dalam urusan-urusan masyarakat sampai
akhirnya mereka memenuhi alasan-alasan terakhir mengapa mereka diciptakan
Allah.
Dunia
pendidikan tidak terlepas dari lingkungan sosial dimana pendidik dan peserta
didik berada, Pendidikan Agama Kristen berawal dari keluarga dimana anak itu
dilahirkan. Pendidikan Agama Kristen harus ditanamkan sejak dini kepada
generasi penerus sehingga terbentuk nilai moral yang beretika Kristiani.
Pengaruh
globalisasi yang semakin marak, memungkinkan arus komunikasi dapat memasuki
setiap pelosok, sehingga perguliran tren dapat disimak dengan jelas. Tren
merupakan sesuatu yang harus disikapi secara cermat terutama dikalangan remaja
yang dalam masa peralihan ke usia dewasa. Dalam usia remaja kematangan
emosional belum terbentuk, mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar.
Segala informasi yang diterima termasuk tren harus melalui proses seleksi
sehingga kita tahu mana yang bermanfaat dan tidak, terutama tidak bertentangan
dengan iman Kristiani.
Tattoo merupakan tren yang sedang digemari dikalangan kaum muda pada
saat ini. Tren ini tidak hanya masuk dikalangan bawah tetapi kalangan menengah
ke atas, pria maupun wanita, dari para dokter hingga pengacara, artis-artis dan
tidak terkecuali kaum muda Kristen. Menurut sejarah tattoo selalu
dihubungkan dengan ritual yang mengerikan dan mengeluarkan darah yang
dipergunakan dalam ritual agama untuk menyelaraskan jiwa manusia dengan
kekuatan gaib agar jiwa tersebut dapat masuk ke alam baka dengan tenang.
Arti-arti spiritual yang tersembunyi dalam tattoo antara lain adalah
lambang perbudakan yang dipakai oleh bangsa Yunani dan Roma kepada para budak
mereka, sebagai simbol arwah-arwah leluhur, sebagai tanda pengenal sekte-sekte
tertentu dan simbol dalam ritual-ritual sex, lambang untuk mengambil bagian
dalam pesta narkoba, dan hal-hal yang berhubungan dengan pemberontakan, mistik,
kanibalisme, dan penyembahan terhadap setan.
Salah
satu penyebab utama kaum muda Kristen memakai tattoo adalah karena
mereka tidak memiliki pengetahuan tentang latar belakang dan sejarah tattoo serta bahaya yang dapat ditimbulkan melalui tattoo tersebut.
Saya menulis tentang tatto karena, merupakan sebuah
fenomena yang banyak terjadi dan mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Pada
tahun 1950, wabah penyakit Hepatitis B pernah menyebar di New York karena tattoo
akibatnya tattoo dilarang pada tahun 1961-1997. Orang yang bertato akan
menurun kesehatannya, mereka akan memiliki kemungkinan lebih besar terkena
AIDS, Hepatitis B,C, Tetanus, Syphilis, TBC, dan penyakit lainnya.
Berdasarkan penelitian yang tercatat di Journal
of Pediatrics tangggal 6 Juni 2002,
sebanyak 90% remaja yang mempunyai
tattoo sud. Di Amerika, biaya untuk membuat sebuah tattoo
diperkirakan sebesar US$ 45, tetapi untuk menghilangkannya diperlukan biaya
sebesar US$ 5000 dan hal tersebut tidak dapat menjadi jaminan. Tattoo
berhubungan erat dengan dunia gay, lesbian, dan penyimpangan sex, dan orang
yang bertato akan dipersepsi sebagai orang yang kurang menarik dan kurang
pintar. Lebih dari separuh orang yang bertato ingin menghilangkan tatonya. Tattoo bukan sekedar seni seperti yang lazim diketahui oleh semua orang
pada saat ini, tetapi dibalik semua itu terdapat tipuan dan siasat iblis untuk
menghancurkan umat manusia khususnya kaum muda Kristen untuk dibawa kepada
kebinasaan kekal.
Pada tahun 1871 kerajaan Inggris
memberlakukan praktek tattoo kepada para tawanan perang, prajurit yang
menjadi penjahat perang, pembelot atau pemberontak mereka dicap dengan hurup
“D” (Deserter) atau “B.C” (Bad Character). Tahun 1867 para narapidana yang telah dicap dibuang ke
Australia. Di Jerman para Nazi mentato anggota mereka dengan tanda “SS” yang
letaknya di bawah ketiak dengan menggunakan darah dari anggotanya. Hal ini
dilakukan bukan untuk mencegah terjadinya pembelotan tetapi sebagai tanda
mistik yang menunjukkan organisasi rahasia. Para tahanan di pusat barak-barak
ditato pada lengan bagian bawah dengan alasan untuk tujuan administrasi, tetapi
hal ini merupakan suatu penghinaan terhadap mereka.
Iraq merupakan negara yang menerapkan tattoo
sebagai penghukuman, pada tahun 1994 Saddam Hussein mengumumkan sembilan
peraturan dengan spesifikasi para pemberontak, kriminal dan orang yang menolak
harus mendapat tattoo silang “X” di dahi mereka. Para kriminal merupakan
subjek dari bentuk penghukuman primitif ini. Pada tahun 1994 Amnesti
Internasional menyiarkan gambar pria yang mengalami amputasi dan tattoo
penghukuman di dahi mereka, pria tersebut adalah: Ali Ubaid, Abed Ali, terdakwa
pencurian uang dan televisi. Beberapa dokter dihukum mati karena menolak
memberikan tattoo penghukuman kepada para kriminal.(Van Dinter 2005:32)
Di Indonesia tattoo berkaitan
dengan hal-hal religius dan melibatkan pengorbanan manusia. Pada masa
penjajahan kolonial Belanda suku Patasiwa di kepulauan Malaccan Seram dilarang
untuk melakukan praktek tattoo yang terkenal dengan nama kakean
yang berkaitan dengan suatu perkumpulan rahasia. Suku Pattasiwa hanya
memperbolehkan orang yang telah dewasa untuk ditato hal ini untuk menjaga adat
tradisi mereka agar tidak punah. Para pemula ditato pada dada, bahu dan lengan
mereka dengan tanda silang, tattoo baru akan ditambahkan pada waktu
pertemuan warga.
Arti dari tattoo hanya dapat
diperkirakan, karena setiap anggota suku telah disumpah merahasiakan setiap hal
yang berkaitan dengan upacara religius.
Suku Alfuru yang bermukim di pegunungan kepulauan Seram melakukan
praktek perburuan kepala manusia, mereka
percaya bahwa arwah berdiam di dalam tengkorak manusia maka setiap kepala musuh
menjadi sangat berharga. Anggota suku
yang telah memenggal kepala musuh akan mendapat tattoo yang disebut
tanda perburuan kepala manusia yang diambil dari burung Frigate.
Ma’boea adalah bentuk upacara
religius yang mempergunakan tattoo terletak di daerah pusat Celebes, upacara ini
melibatkan pengorbanan manusia. Ma’boea merupakan upacara pendamaian dengan
para dewa ketika mengalami kegagalan panen secara berturut-turut atau dalam
keadaan sakit keras. Seorang budak yang berusia tua tandasang yang
berasal dari daerah lain dibeli kemudian dilakukan upacara ritual dengan
membuat tattoo pada setiap anggota suku dan berakhir dengan
kematian tandasang. Kepala tandasang dipotong dan dibakar
kemudian digantung pada tiang.
Suku Mbuti di Afrika masih melakukan
praktek tattoo sampai pada akhir
abad 20 mereka membuat tattoo dengan cara merajah permukaan kulit, debu
dan getah tanaman hutan digunakan
sebagai zat pewarna yang diyakini
merupakan sumber kekuatan, kesehatan dan kemujuran. Jika seseorang sakit
sejumlah rajahan dibuat dan permukaan kulit yang dirajah ditaburi dengan debu
yang dicampur dengan air liur. tattoo dilakukan secara sukarela dengan
mempergunakan pisau sebagai alat perajah.
ISI
a)
Pengertian Tattoo
Istilah tattoo berasal dari
bahasa Tahiti tatau yang bermakna dekorasi tubuh, tatoo adalah
gambar atau simbol yang diukir pada kulit tubuh dengan mengunakan jarum serta menggunakan pigmen warna-warni yang
digerakkan oleh mesin. Definisi ini didukung oleh Van Dinter, (2005: 15) yang
menyatakan, “ tattoo is defined as an
indelible mark fixed upon the body by inserting pigment under the skin”. Dahulu
orang menggunakan teknik manual dalam membuat tattoo. Orang Mentawai
menggunakan tongkat yang terbuat dari kayu, ukuran panjang 40 sentimeter dan
ujungnya dipasang jarum yang terbuat dari onak duri.
Tattoo
merupakan bentuk seni tertua yang telah ada sejak abad sembilan belas dan
mengandung berbagai arti. Pada tahun 1774 kapten Cook kembali ke Inggris dengan membawa
dua orang Tahiti yang bertato yaitu Omai dan Tupaia dan memperkenalkan kepada
masyarakat kalangan atas dan mendapat penolakan dari Pangeran Giolo.
b.) Sejarah Tattoo
Sejarah tattoo didasarkan pada
penemuan mumi es Otzi oleh beberapa ahli
Arkeologi, mereka telah meneliti tubuh mumi otzi yang ditemukan di antara
perbatasan pegunungan Australia-Italia. Otzi hidup sekitar 5300 tahun yang lalu
dan penyebab kematiannya masih diperkirakan. Para ahli menemukan tanda garis
palang di belakang lutut kiri, hasil risset membuktikan tanda tersebut sebagai
terapi pada penderita rematik. Tanda tersebut dipergunakan sebagai terapi tattoo
oleh suku Berber di pegunungan Afrika Utara. Para ahli Antropologi berpendapat
bahwa; dengan membuat rajahan pada bagian yang sakit dan dengan membubuhkan
obat-obatan herbal pada luka, dapat menyembuhkan penyakit rematik.
Tatto diberbagai negara :
1.Tattoo Penghukuman Kerajaan Inggris
Pada tahun 1871 kerajaan Inggris memberlakukan
praktek tattoo kepada para tawanan perang, prajurit yang menjadi
penjahat perang, pembelot atau pemberontak mereka dicap dengan hurup “D”
(Deserter) atau “B.C” (Bad Character). Tahun 1867 para narapidana yang telah
dicap dibuang ke Australia. Di Jerman para Nazi mentato anggota mereka dengan
tanda “SS” yang letaknya di bawah ketiak dengan menggunakan darah dari
anggotanya. Hal ini dilakukan bukan untuk mencegah terjadinya pembelotan tetapi
sebagai tanda mistik yang menunjukkan organisasi rahasia. Para tahanan di pusat
barak-barak ditato pada lengan bagian bawah dengan alasan untuk tujuan
administrasi, tetapi hal ini merupakan suatu penghinaan terhadap mereka.
Iraq merupakan negara yang menerapkan tattoo
sebagai penghukuman, pada tahun 1994 Saddam Hussein mengumumkan sembilan
peraturan dengan spesifikasi para pemberontak, kriminal dan orang yang menolak
harus mendapat tattoo silang “X” di dahi mereka. Para kriminal merupakan
subjek dari bentuk penghukuman primitif ini. Pada tahun 1994 Amnesti
Internasional menyiarkan gambar pria yang mengalami amputasi dan tattoo penghukuman
di dahi mereka, pria tersebut adalah: Ali Ubaid, Abed Ali, terdakwa pencurian
uang dan televisi. Beberapa dokter dihukum mati karena menolak memberikan tattoo
penghukuman kepada para kriminal.
2.Tattoo Perburuan Kepala dan Pengorbanan Manusia di Indonesia
Di Indonesia tattoo berkaitan
dengan hal-hal religius dan melibatkan pengorbanan manusia. Pada masa
penjajahan kolonial Belanda suku Patasiwa di kepulauan Malaccan Seram dilarang
untuk melakukan praktek tattoo yang terkenal dengan nama kakean
yang berkaitan dengan suatu perkumpulan rahasia. Suku Pattasiwa hanya
memperbolehkan orang yang telah dewasa untuk ditato hal ini untuk menjaga adat tradisi mereka
agar tidak punah. Para pemula ditato pada dada, bahu dan lengan mereka dengan
tanda silang, “tattoo” baru akan ditambahkan pada waktu pertemuan warga.
Arti dari tattoo hanya dapat
diperkirakan, karena setiap anggota suku telah disumpah merahasiakan setiap hal
yang berkaitan dengan upacara religius.
Suku Alfuru yang bermukim di pegunungan kepulauan Seram melakukan
praktek perburuan kepala manusia, mereka
percaya bahwa arwah berdiam di dalam tengkorak manusia maka setiap kepala musuh
menjadi sangat berharga. Anggota suku
yang telah memenggal kepala musuh akan mendapat tattoo yang disebut
tanda perburuan kepala manusia yang diambil dari burung frigate.
Ma’boea adalah bentuk upacara
religius yang mempergunakan tattoo terletak di daerah pusat
Celebes, upacara ini melibatkan pengorbanan manusia. Ma’boea merupakan
upacara pendamaian dengan para dewa ketika mengalami kegagalan panen secara
berturut-turut atau dalam keadaan sakit keras. Seorang budak yang berusia tua
tandasang yang berasal dari daerah lain dibeli kemudian dilakukan upacara
ritual dengan membuat tattoo pada setiap anggota suku dan berakhir
dengan kematian tandasang. Kepala
tandasang dipotong dan dibakar kemudian digantung pada tiang.
3.Tattoo Perbudakan di Afrika
Pada
tiap-tiap suku tattoo pada wanita merupakan simbol kecantikan
tetapi bagi wanita Afrika tattoo melambangkan perbudakan, melalui rajahan pada
wajahnya yang menandakan bahwa ia seorang budak yang tidak berharga dan dapat
diperjual-belikan. Suku Mbuti di Afrika masih melakukan praktek tattoo
sampai pada akhir abad 20 mereka membuat tattoo dengan cara merajah
permukaan kulit, debu dan getah tanaman
hutan digunakan sebagai zat pewarna yang
diyakini merupakan sumber kekuatan, kesehatan dan kemujuran. Jika seseorang
sakit sejumlah rajahan dibuat dan permukaan kulit yang dirajah ditaburi dengan
debu yang dicampur dengan air liur. tattoo dilakukan secara sukarela
dengan mempergunakan pisau sebagai alat perajah.
4.Tattoo Lambang
Status di Cina
Di Cina kuno pada
abad 500 sebelum Kristus, rakyat hidup berdasarkan aturan-aturan Kong Fu Chu,
yang mengajarkan manusia untuk hidup beradap dan taat terhadap orang tua dan
leluhur mereka. Setiap bentuk perusakan terhadap tubuh dan warisan orang tua
bertentangan dengan ajaran dasar daan membawa rasa malu terhadap keluarga
masyarakat. Masyarakat Cina yang terhormat memandang tattoo sebagai hal
yang memalukan, liar dan tidak beradab. Budaya tattoo di Cina sudah ada
sejak tahun 200 sebelum Kristus, dipraktekkan
oleh suku Yue, mereka mendekorasi tubuh dengan figur-figur yang berbau
mistik. Hal ini dipercaya dapat melindungi mereka dari serangan ular naga dan
monster laut.
Tattoo sangat umum dikalangan budak dan
kriminal mereka wajib untuk memakainya sebagai tanda tingkat sosial dan
ditujukan untuk mencegah mereka agar tidak melarikan diri. Budak dan kriminal
yang melarikan diri akan mudah dikenali
lewat tattoo mereka. Masyarakat Cina yang berada mentato selir dan pembantu rumahtangga mereka sebagai
tanda kepemilikan dan untuk mempermalukan serta menghukum mereka.
TATTOO PERMANEN DARI SUDUT PANDANG PAK
Bentuk permasalahan tattoo permanen pada
pemuda Kristen dari sudut pandang PAK.
1. Krisis Gambar Diri
Pendeklarasian norma-norma Kristiani sering dianggap sebagai sesuatu yang
fanatisme. Identitas diri sebagai orang Kristen yang lahir baru sering menjadi
suatu hal yang memiliki arti negatif. Pandangan ini dinyatakan bukan saja oleh
kalangan pemuda non Kristen yang mengartikan hal tersebut, tetapi terjadi juga
antar pemuda Kristen.
Kecenderungan
pemuda Kristen untuk meleburkan diri dalam budaya primitif, yang berkembang
sebagai trend menjadi suatu fenomena
yang ditemukan sekarang ini. Hal yang dianggap tabu dan mempunyai label
negatif, sekarang menjadi sesuatu yang biasa bahkan dianggap sebagai budaya
tandingan. Ironisnya mereka mempraktekkan tattoo
tersebut atas dasar meniru teman (lingkungan) mereka, seperti yang dikemukan
oleh sumber delapan. Praktek tattoo tersebut dilakukan hanya ingin metahui apa
proses pembuatannya sakit atau tidak. Dalam hal ini mereka sebagai pemuda
Kristen tidak mempertimbangkan unsur-unsur negatif dibalik praktek tersebut,
apalagi mempertimbangkan dari norma-norma Pendidikan Agama Kristen yang
menyatakan bahwa pemuda Kristen sebagai orang percaya diciptakan segambar
dengan Allah (Imago Dei). Kejadian
1:26-27, Berfirmanlah Allah: “Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ...”. Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.
Gambar
Allah melalui kehidupan pemuda Kristen harus tercermin dari segi fisik (tubuh)
dan karakter. Pemuda Kristen yang merajah tubuh mereka, baik dengan tattoo sadar atau tidak telah melakukan
perubahan bentuk tubuh mereka, bahkan merusaknya, dengan kata lain merusak
gambar Allah. Menurut (Abineno 2003:42), “gambar Allah” sebagai ungkapan relasi
khusus antara Allah dan manusia dalam panggilan manusia sebagai makhluk yang
bertanggungjawab terhadap makhluk-makhluk lain. Manusia bertugas melindungi
seluruh ciptaan Allah dari kerusakan, kekacauan, kebinasaan dan lainnya,
sebagai pencerminan keberadaan Allah di bumi.
2. Krisis Moral
Mentoleransi sebuah
pelanggaran kecil, akan membawa pemuda Kristen dalam pelanggaran yang lebih
besar. Toleransi sekecil apapun terhadap pelanggaran, merupakan awal krisis
moral. Sikap moral adalah kesadaran dan tanggung jawab seseorang atau pemuda
Kristen dalam melakukan hal-hal baik. Pendapat tersebut sesuai dengan
pernyataan (Brownlee, 2002:16) moralitas, biasanya menyangkut kebaikan dan
keburukan kelakuan lahir yang sebenarnya terjadi. Hukum moral sendiri
didasarkan atas kehendak Allah yang mutlak (Wright, 1995:158).
Yakobus 2:10 mencatat, sebab barang siapa menuruti seluruh hukum itu, tetap mengabaikan satu
bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Dalam Alkitab tidak
ada dosa kecil atau dosa besar, kompromi terhadap dosa adalah pelanggaran
terbesar.
Sebagai
pemuda Kristen, harus mempunyai ketegasan sikap untuk berkata tidak, terhadap
hal yang bertentangan dengan norma-norma agamanya.
3. Niru-isme
Tindakan meniru adalah hal yang lazim dilakukan, sejak kecil aktivitas
meniru sering dilakukan mulai dari meniru berbicara, makan, berjalan dan
hal-hal lain yang dilakukan orang tua dan orang disekeliling. Saat masuk dalam
dunia pendidikan tidak lepas dari aktivitas meniru. Hal tersebut diungkapkan
juga oleh (Sadulloh 2007:21) bahwa peniruan sebagai kesalahan konseptual
pendidikan, proses pendidikan terjadi dalam medan pergaulan antara orang dewasa
dengan anak yang belum dewasa. Gejala-gejala perilaku yang nampak dan tidak
nampak oleh anak-anak ikut dihayati secara tidak sadar. Dua hal pengaruh dari
meniru yaitu, pengaruh positif dan negatif pada pengembangan diri. Meniru bisa
berpengaruh positif apabila dilakukan dengan berpatokan pada norma-norma
Kristiani dan pengaruh negatif terjadi bila tindakan tersebut dilakukan dengan
tidak berpedoman pada norma tersebut.
Trend tattoo menjadi fenomena yang semakin nampak saat ini. Tampilnya
artis-artis atau tokoh-tokoh penting di media televisi dan internet,
dengan gambar tattoo pada tubuh mereka, secara tidak langsung ini menjadi suatu
pemicu bagi yang mengidolakan mereka, untuk menirunya tidak terkecuali pemuda
Kristen.
Niru-isme
menjadi berkembang dikalangan pemuda Kristen, karena mereka hidup dan bergaul
dalam budaya dimana tattoo berada,
walaupun norma-norma Kristiani diajarkan tapi apabila mereka tetap menjadi satu
dengan budaya tersebut maka mereka akan cenderung terhisap masuk kedalamnya.
Niru-isme ini dapat telihat dengan jelas saat bangsa Israel dipimpin oleh Musa
ke luar dari Mesir, ketika Musa menghadap Allah di gunung Sinai untuk menerima
sepuluh hukum Allah. Dalam hukum itu Allah memberikan norma-norma yang harus
dilakukan bangsa Israel, agar tetap berada dalam ikatan perjanjian dengan
Allah.
Setelah
bangsa Israel menunggu lama Musa turun dari gunung Sinai dan tidak ada
tanda-tanda kedatangannya, mereka merasa Musa sudah mati. Dengan anggapan
tersebut, mereka perlu pengganti Musa sebagai pengantara mereka dengan Allah.
Atas dasar kebutuhan akan seorang pemimpin dan pengantara, akhirnya bangsa
Israel mendesak Harun untuk membuat patung lembu emas sebagai pengantara mereka
kepada Allah (Keluaran 32:1-35).
Yang menjadi jawaban mengapa
bangsa Israel tidak memilih Harun sebagai pengganti Musa untuk menjadi
pengantara mereka kepada Allah ialah niru-isme. Setelah sekian lama bangsa
Israel hidup di Mesir ternyata budaya Mesir sudah begitu kuat mengikat mereka.
Sehingga saat mereka kehilangan sosok pemimpin yang dapat mengingatkan mereka
pada kehendak Allah hilang, maka yang timbul adalah pola pikir budaya mesir.
Ensiklopedi Alkitab masa kini mencatat, di Mesir anak lembu jantan diyakini
sebagai tunggangan dewa Horus (dewa kesuburan). Bangsa Mesir melakukan ritual
penyembahan di depan patung lembu emas untuk menghormati dewa Horus. Ternyata
apa yang dilihat bangsa Israel di Mesir itu yang mereka tiru. Niru-isme ini
juga kembali dilakukan bangsa Israel pada zaman Yerobeam memerintah Israel Utara.
Mereka memakai patung sebagai ganti Allah, 1 Raja-raja 12:28, Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat
dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: “Sudah cukup
lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu,
yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
KESIMPULAN
Fenomena tattoo dikalangan
pemuda kristen, bukan sekedar seni menggambar di tubuh biasa. tattoo yang
dilakukan pemuda kristen sebuah bentuk apresiasi masalah kepribadian yang
mengandung krisis gambar diri, krisis moral dan niru-isme.
pemuda Kristen dari sudut pandang Pendidikan Agana
Kristen (PAK), taidak dibenarkan merajah tubuhnya dengan tattoo. tubuh adalah
bait Allah yang hidup, yang telah dibayar lunas oleh penebusan Kristus di kayu
salib. tattoo adalah sebuah bentuk tipuan iblis yang hendak merusak keberadaan
pemuda Kristen dalam menjalankan fungsinya sebagai bait Allah yang hidup. tatto
digunakan iblis untuk menandai pemuda Kristen sebagai milik kepunyaannya. manusia
diciptakan menurut gambaranNya, iblis tidak senang melihat gambar Allah dalam
diri manusia. iblis tahu bahwa waktunya tidak akan lama lagi, dan ia akan
berada dibawah penghukuman kekal api neraka, sebab itu ia hendak membawa
manusia turut serta bersamanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Boehlke,
Robert R. 2005. Sejarah Perkembangan
Pikiran Dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Enklaar,
I H: Homrighausen, E. G. 2005. Pendidikan
Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Cully,
Iris V. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Abineno,
J. L. CH. 2003. Manusia Dan Sesamanya Di
Dalam Dunia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Wright,
Christopher. 1995. Hidup Sebagai Umat
Allah Etika Perjanjian
Sudduth,
William. 2009. Ada Apa Dibalik Tinta.
Jakarta: Yayasan Kasih Anugerah.
Charisma.
2009. Tattoo And Piercing.
Febuari-Maret. Hlm.14-15.
Budihusodo,
Unggul. 2009. Awas Tato Dan Tindik
Tularkan Hepatitis. http://kesehatan.kompas.com/read/xml.
(1 Mei 2009).
Selengkapnya....